“Catatan Kecil Relawan”
Bagian 2 : Orientasi, Pra Diksar, dan
beberapa Tragedi J
Minggu Aku ingat hari itu, ketika Aku bertemu
dengan 35 orang yang menjadi calon Relawan Rumah Zakat cabang Cirebon diacara
Orientasi Calon Relawan yang bertempat di Tanda Barat, Cirebon sebelum Stasiun
Kejaksan belakang Masjid At-Taqwa kalo ga tau juga deket Steak Al-Ghiff (pasti
pada tau) . Di hari itu pula Aku mengetahui bahwa yang mendaftar menjadi
Relawan itu sekitar 60 lebih dan yang lolos seleksi hanya 35 Orang dan Inilah
Kita orang-orang pilihan.
Masih terngiyang jargon Relawan Rumah Zakat
ditelingaku, itu hari pertama Aku mendengarnya, “RELAWAN!! TETAP SEMANGAT
BAHAGIAKAN UMAT ALLAHUAKBAR!” , ada yang nyeletuk Umat aja dibahagiain apa lagi
Kamu ?? geerr seisi tempat orientasi tertawa. Dan dihari itu pula Aku mendengar
Mars RZ yang menurutku liriknya luar biasa, begini liriknya :
“Dengan tekad yang membaja
dihati, tuk mengabdi kepada Ilahi,
mewujudkan masyarakat
hakiki, bahagia dunia dan akhirat nanti,
bekerja profesional dan
amanah, kan selalu menjadi visi Kami,
penuh semangat tiada kata
lelah, kan selalu terukir pada langkah kami,
ketenangan ada saat
kewajiban terlaksana,
ketengan ada saat bisa
berbagi dengan sesama
ketengan ada saat amanha
tertunaikan.”
Dan sampai saat ini Mars tersebut menjadi
alarmku yang membangunkanku dipagi hari hehe J.
Setelah mendengar beberapa materi pada saat
terakhir, Aku kira langsung dilantik menjadi Relawan ternyata tidak segampang
itu, Kita harus mengikuti Diksar di Bandung, dan sebelum Diksar ada Pra Diksar.
Aku harap-harap cemas, takut tak diizinkan
untuk pergi kebandung tapi Alhmadulillah setelah memohon setiap hari Aku
diizinkan, setiap hari sabtu selama 3 kali yang bertempat distadion Bima. Pra
diksar pertama latihan fisik, pada hal
hari itu Aku siangnya habis manasik haji, kaya anak Tk ya tapi memang benar ada
mata kuliah bimbingan praktek beribadah yang megharuskan kita untuk
mengikutinya kalau tidak, tidak akan mendapatkan sertifikat praktek ibadah,
jangan ditanya akibatnya PPL, KKN, SKRIPSI ditangguhkan, kan serem eh jadi
curhat back to the Pra Diksar, Latihan fisik mantep sekali setelah kaki
pegel-pegel sehabis manasik haji, bayangin habis sa’i, thawaf, dll habis itu
latihan fisik lari keliling lapangan Bima, push up, Shit up hehe tapi tetep
luar biasa menyenangkan hehe, sebelum maghrib Pra Diksar 1 selesai, Aku teman
sekelasku mba lili dan satu teman baru dari CIC teh Cacas jalan dari stadion
bima ke jalan raya, sepanjang jalan Kita bertiga mengeluh cape hehe, *pengen
jadi relawan kok banyak ngeluh, Adzan Maghrib berkumandang Aku dan Mba lili
memutuskan untuk Shalat dimasjid yang Kami temui sebelum sampai jalan raya, dan
teh cacas memilih pulang duluan karena Rumahnya jauh dan sudah terlalu sore,
setelah Shalat barulah Aku dan Mba lili ingat bahwa kita besok diharuskan
membawa 70 batu untuk lempar jumroh manasik haji yang masih berlanjut esok
hari, ini bener-bener pengalaman yang tak terlupakan, Aku dan Mba lili mencari
Batu dikomplek stadion bima, mungkin semua orang melihat tingkah aneh kita yang
mencari dan menghitung batu dipinggir jalan distadion bima, bermodalkan plastik
yang kita minta dari penjual yang ada didekat situ kita memungut batu, karena
dipastikan jika sampai rumah kita tak akan bisa mencari batu untuk esok,
sedangkan esok kita harus berangkat manasik haji pagi-pagi. Oke mba lili Aku
tak akan melupakan menacari batu maghrib-maghrib distadion bima. Ahahaha
Pra diksar 2 berlajan dengan lancar sebelum
latihan fisik, ada materi P3K dari kakak-kakak yang sekolah di keperawatan. Bersamaan dengan
keberangkatanku Diksar Ke Bandung, kelasku mengadakan acara untuk Rihlah dan
Silaturahmi kerumah salah satu teman kelasku, dengan tiga tempat Ziarah Ke
Makam Sunan Gunung jati, Rumah Siswanto, dan terakhir pantai karangsong
Indramayu. Aku, Mba Lili, Mba Euis, dan Mba Resti mengatakan kalau kita meminta
maaf tidak bisa ikut acara kelas kali ini, karena kita akan diksar dibandung,
teman-teman kelasku tak menyerah begitu saja, mereka mengganti jadwal hingga
acara kelasku dimajukan sebelum jadwalku Diksar. Ketika kita tetep kekeuh tidak
bisa ikut. Satu kelas kena omongan dari teman-teman panitia, sebenarnya tak
enak jika gara-gara kita berempat yang lain kena, akhirnya aku , mba lili dan
mba resti ikut acara tersebut, menysihkan uang yag kita tabung untuk pergi ke
bandung, it’s oke gapapa ini untuk meningkatkan rasa kekeluargaan kita didalam
kelas, maaf buat teman-teman kelasku Aku sempat tidak mau ikut acara itu. Ini
fotonya yang masih tersimpan, foto bersama teman-teman kelasku “DE KOPI”
PAI-D sehabis ziarah ke makam sunan gunung
jati.
Pra Diksar 3 pun berjalan dengan lancar,
selain latihan fisik, pembagian kelompok yang ternyata disebar dengan kota-kota
lain yang nantinya akan bertemu dengan teman-teman baru., juga diberitahu cara
untuk memasukkan barang-barang yang semuanya persyaratan untuk diksar yang asli
buuuaaannnyyyaaakk banget dan rata-rata persyaratannya kaya anak-anak MAPALA
(Mahasiswa Pecinta Alam) mau pelantikan, semuanya berbau gunung, asli kalau Om
aku bukan pendaki dan ga punya alat-alat buat mendaki dari Carrier sampe lampu
yang nemplok dijidat namanya apa lupa hendlamp apa bukan ya ? hehe kayanya aku
ga bakal sanggup buat nyewa, apa lagi sampe lima hari pasti mahal banget untung
ada Om Akar Rumput Van Daris( Nama om aku kalo lagi digunung). Jadi semua peralatan diksar Aku pinjem
semua sama om aku, dibagian ini Sukron Katsiran dah buat om akar hehe.
Carrier wah
ini yang selalu dibayangkan gimana bawanya dipunggung dengan isi yang banyak
sekali didalamnya yang pasti beratnya ga ketulungan, tapi masih beratan beban
idup sih heheh, hari keberangkatan tiba, kumpul dimasjid by pass jam 9 pagi,
dari rumah ke masjid tersebut cukup jauh, harus menaiki mobil helep dulu
(angkutan umum menuju kampus) aku kekeuh ga mau dianter naik motor, biar aku
naik helep aja kesana eh belum apa-apa pas ngegendong itu carrier tangan aku
terkilir sakit banget, akhirnya Aku nyerah Aku berangkat ke masjid by pass
dianter naik motor, akhirnya sampe di by pass nunggu temen-temen lain sampai
jam 10 lanjut otw naik bus ke kota kembang untuk diksar, sebelumnya belum
dipakai tuh Carrier ga tau gimana bawa carrier 60 liter dipunggung yang aslinya
carrier sama Aku tinggian Carrier hehe.
Pukul 16
entah kurang entah lebih Aku bersama teman-teman Calon Relawan tiba dikantor RZ
pusat dibandung yang dekat sekali dengan apa ya intinya kaya Rumah-rumah TNI
gitu, dan ketika turun dari Bus hujan menyambut kedatangan Kita 25 orang calon
relawan dari Cirebon dengan 4 orang Relawan, dari 35 orang hanya 25 orang yang
ikut, itu juga banyak dari Relawan tahun kemarin yang belum Diksar. Masuk
kedalam kantor menuju aula dilantai berapa ya dua atau tiga lupa. Sholat
maghrib kemudian Shalat Isya yang ada dibalkon gedung tersebut, dinginnya kota
bandung mulai menembus kulit, dibalkon tersebut terbuka dan dari situ kita bisa
melihat pemandangan kota bandung yang dihiasi cahaya lampu dimalam hari, dari
situ Aku dapat menyimpulkan bahwa kita masih ada dikota karena melihat tulisan
trans studio bandung yang tak jauh dari kantor RZ tersebut, lalu dimana ranca
upas ? tempat kita akan diksar, yang katanya hutan ko ini masih kota pikirku.
Setelah shalat isya satu per satu calon relawan dari daerah lain datang, dari
bandung, cimahi, indramayu, garut, depok kemudian sebelum acara pembukaan dimulai
Aku masuk lagi ke aula teman-teman lain berkata “Widya udah dapet surat wasiat
belum ?” dahiku berkerut “Surat wasiat ?, belum “ jawabku, kemudian temanku
memberikanku dua lembar kertas, yang masing-masing ada tulisan surat wasiat
untuk orang tua dan juga surat wasiat untuk sahabat terdekat, seketika badanku
lemas, jantungku berdetak lebbih kencang, dan aku tertunduk disudut ruangan,
berfikir keras wasiat apa yang harus aku tulis sebegitu beratnya kah diksar
sampai harus menuliskan surat wasiat, apa lagi ketika baca tulisan yang paling
bawah “Laailahaailallah muhammadurusulullah, dan aku lupa terusannya intinya
Aku ikhlaskan hidupku hanya untuk Allah” tapi setelah selesai menulis ini
hatiku lebih tenang Aku tak takut lagi meski seberapa berat pun diksar, dan
juga jika harus pulang tinggal nama, Lillahita’ala Aku Ikhlas, semoga
ini adalah jalan jihadku.
Petualangan
belum dimulai, nantikan bagian 3 Aku akan menceritakan petualanganku bersama
kelompok 4, yang Akhwatnya Kuat-kuat, Akhwatnya sehat-sehat, karena sering
makan ketupat heheh *itu yel-yel waktu diksar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar