“2 JANUARI”
Oleh : ANAPHALIS JAVANICA
“Hati Seseorang itu bukan halaman kalender, mana mungkin Aku bisa
melupakannya hanya karena ini Tahun baru ?”
------Go Jung Won in Jealousy Incarnate------
2 januari menjadi tanggal kenangan, tapi bukan kenangan indah, melainkan
kenangan yang menyakitkan, ya bagaimana tidak itu adalah tanggal terakhir Aku
dan Kamu bertemu Syah. 5 tahun 2 januari itu berlalu Syah, tapi seperti kemarin
semua masih terbayang dipelupuk mata dan terngiyang ditelinga ketika Kau
mengucapkan kata perpisahan.
Sering kali Aku mengutuk diriku sendiri yang belum mampu
melupakanmu sampai detik ini. Padahal Aku tahu dan sangat tahu Kau pasti sudah
melupakanku dan hidup penuh kebahagian bersama dengan Dia.
Sering kali pula Aku berharap Kau menengok kebelakang dan menyadari
bahwa masih ada Aku disini, yang masih menatap punggungmu, dan Aku yang masih
disini dengan sejuta do’a yang tak pernah luput untuk dirimu.
Jika saja, Aku dapat memutar waktu, Aku akan memilih jalan lain
didalam hidpuku agar Aku tak pernah bertemu denganmu, dan tak akan mengenalmu
hingga tak ada luka sedalam ini dihati. Namun, Ku sadari pula ini adalah Takdir
Sang Kuasa mempertemukan Kita dan memisahkan Kita, karena yang pasti dalam
pertemuan adalah perpisahan. Aku juga berterimakasih denganmu karena telah
mengajarkan padaku apa itu Bahasa Perasaan.
“Alamsyah....” Lirih hatiku memnaggil Namanya.
♥♥♥
Hujan dibulan januari memang sangat indah, rintiknya membasahi,
mengisyaratkan bahwa kenangan tahun lalu untuk segera dihapus dan membuka lembaran
baru ditahun baru ini. Seperti biasa Aku mengelilingi toko buku menjelajahi
setiap sudutnya untuk menemukan Novel-novel yang menarik untuk dibeli, ditemani
dengan orang yang selalu sama Alamsyah yang beberapa bulan terakhir ini dan
bahkan sampai nanti akan mengisi relung hati.
“Lita..” Sapa Alamsyah.
“Iya..” Jawabku sambil tersenyum.
“Aku...” Katanya terputus.
“Kamu kenapa ?” Tanyaku padanya.
“Aku bisa bicara sebentar denganmu ?” Tanyanya dengan hati-hati.
Aku menatapnya, Aku tak pernah melihat sorot matanya yang seserius
itu.
“Bukannya sekarang juga Kamu sudah berbicara denganku” Jawabku
sambil tersenyum mencairkan suasana.
“Aku serius..” Jawabnya dengan sorot mata yang benar-benar serius.
“Ini tanggal berapa ?” Tanyanya padaku.
“Ini baru saja Tahun baru, tanggal 2 januari masa Kamu lupa ?”
Tanyaku sambil memilih-milih Novel.
Dia terdiam.
“Kamu sudah
menemukan Novel yang Kamu cari ?” Tanyanya padaku.
“Sudah..” Jawabku
sambil menunjukan Novel yang ada ditanganku.
Aku lihat Dia benar-benar gelisah.
“Kamu kenapa ?”
Tanyaku.
“Bisa Kita mencari
tempat duduk terlebih dahulu sebelum Aku mengatakannya padamu ?” Ucapnya.
Aku mengangguk.
Setelah menemukan
tempat yang pas untuk bicara akhirnya Alamsyah mengatakan segalanya padaku yang
membuat hatiku seperti hujan.
“Lita Ku mohon
maafkan Aku..” Katanya membuka pembicaraan.
Aku masih belum mengerti.
“Mungkin ini
adalah hari terakhir Kita bertemu” Ucapnya.
“Kenapa ?!”
Tanyaku.
“Aku harap Kamu
mengerti..” Ucapnya.
“Apa maksudmu ?,
apa salahku ?” Tanyaku lirih.
“Ini bukan
salahmu..” Jawabnya datar.
“Aku dijodohkan
Ta..” Ujarnya lemah.
“Maksud Kamu apa
?” Tanyaku.
“Aku tahu ini
semua akan terjadi dalam hubungan Kita” Jawabnya.
“Aku tahu, Aku
tidak bisa memilih Perempuan pendamping hidupku sendiri, Ayah-Ibuku dijodohkan,
Kakek-Nenekku dijodohkan, Kakak-kakakkku pun menikah dijodohkan, begitupun
dengan Aku, Aku sudah dijodohkan sejak Aku duduk dibangku SMA, tepatnya
seminggu setelah Aku bertemu denganmu, Aku benar-benar jatuh cinta padamu, Aku
pun tahu resiko yang akan Aku dapatkan diakhirnya jika memaksakan menjalin
hubungan denganmu...” Ujarnya lirih.
Aku terdiam, menahan Kristal hangat agar tak keluar dari pelupuk
mataku.
“Aku meninggalkanmu
ditahun baru, Aku harap Kamu dapat membuka lembaran baru tanpa Namaku
dihidupmu” Lanjutnya.
“Apa maksudmu
dengan semua ini ?, kenapa Kamu berani mempermainkan hati Seseorang ?, berarti
selama ini Kamu hanya mempermainkan diriku ?” Tanyaku padanya.
“Bukan itu
maksudku..” Ucapnya lirih.
“Kamu berani
menyentuh hatiku, kalau Kamu tahu rintangan yang ada dihadapan hubungan Kita,
Kamu harus mampu memperjuangkannya, Kamu harus membuktikan pada orangtuamu
bahwa Kamu punya seseorang yang dicintai” Ucapku setengah keras.
“Aku sudah
mengatakan semua itu pada orangtuaku, Ayahku bilang Cinta bisa datang setelah
membina Rumah tangga” Katanya datar.
“Kenapa Kamu tetap
memaksakan untuk menyentuh hatiku, jika Kamu tahu akhirnya akan seperti ini
?, akan menyisakan luka, kenapa ?”
Tanyaku.
Dia hanya terdiam.
“Baik itu
keputusanmu, Aku bukan siapa-siapamu, sudah sepatutnya Kamu patuh terhadap
perintah Orangtuamu, karena Orangtua pasti tahu yang terbaik untuk anaknya”
Ucapku.
“Maafkan Aku, Aku
harap Kamu bisa mengerti Lita, Aku tak bisa menentang keinginan keluargaku, Aku
tak bisa mempertahankan hubungan Kita, Lita Ku mohon sekali lagi Maafkan Aku ?”
Pintanya padaku.
“Baiklah Aku
Memaafkanmu, yang harus Kamu tahu melupakan Seseorang yang pernah singgah dihati
itu, tak semudah membalikan telapak tangan” Jawabku.
Lagi dan lagi Dia hanya terdiam.
“Sekarang
sebaiknya Kamu pergi dari hadapanku, semakin melihat wajahmu, hatiku semakin
sakit, hari ini Aku pastikan hari terakhir Kita bertemu” Ujarku.
Dia masih terdiam ditempatnya.
“Apa Aku yang
harus pergi dari hadapanmu ?” Tanyaku sambil berusaha menyembunyikan sedihku.
“Ku harap Kau tak
membenci Tahun Baru dan tanggal 2 Januari” Katanya pelan tapi tetap enggan
meninggalkan tempatnya.
“Baik kalau begitu
Aku yang pergi” Ujarku.
Sedetik kemudian Aku berlari dari tempat itu, menembus Hujan yang
sangat deras, biarlah Aku menangis dalam Hujan, agar tak ada orang yang tahu
bahwa Aku menangis. Aku mendengar teriyakan Namaku yang keluar dari bibir
Alamsyah, tapi Aku tak menghiraukannya, Aku pun melihat Dia mengejarku. Namun,
Aku terus berlari dan masuk kedalam Bus, Aku benar-benar tak ingin lagi
berurusan dengan Alamsyah.
“Lihatlah Lita, Alampun seperti menggambarkan Perasaanmu, Hujan
deras seperti Air matamu yang keluar, dan mendung pekat seperti hatimu” Ucapku
dalam hati sembari memandang Hujan dari balik kaca Bus.
♥♥♥
Hari ini tepat 2 Januari yang Ke 5, Aku masih belum mampu
melupakannya atau sekedar membuka pintu hati untuk yang lain. Aku berjanji, ini
adalah Tahun terakhirku menyimpan luka tanggal 2 Januari. Esok lusa Aku tak
akan lagi mengenang semua masa indah bersama Alamsyah lagi atau sekedar
mengingat luka yang telah Ia torehkan dihatiku.
Mulai hari ini Aku akan mencoba membuka pintu hatiku untuk yang
lain, dan melupakan Alamsyah. Jika Aku masih menaruh kata “Andai Aku tak pernah
bertemu dengannya....” sama saja Aku menyalahi Takdir Tuhan. Biarkan semuanya
menjadi Ibrah dalam hidupku.
Hari ini pula dengan ditemani rintik Hujan tanggal 2 Januari Aku
menutup Kenanganku dengan Alamsyah. Dan mencoba membuka lembaran baru tanpa ada
setitikpun Nama Alamsyah.
“Semoga Kamu selalu bahagia Alamsyah....”
------SELESAI------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar